User Rating: 0 / 5

Rendahnya harga getah karet  selama 10 tahun terakhir, membuat masyarakat Singkut-Jambi  harus mencari alternative sumber pendapatan lain. Seorang warga kemudian melihat peluang pemijahan dan ternak lele yang dapat dikembangkan di daerah tersebut. Bekerjasama dengan Yayasan Pijar Kasih Nusantara dan berbekal pengalaman belajar singkat tentang pemijahan Lele di Candi Mulyo, beberapa warga yang sudah pernah mengikuti TOT 1 Pengembangan Kesehatan Masyarakat (PKM) bersepakat mendatangkan seorang pelatih dari Candi Mulyo untuk belajar budidaya lele dengan cara praktek secara langsung.

Dimulai dari proses pembuatan kolam, pemasangan plastik UV, pembuatan sarang ijuk penahan telur, pemilihan indukan, pemijahan sampai akhirnya bisa bertelur dan menetas, dan menghasilkan benih lele. Meskipun dalam pencarian indukan lele sempat mengalami kesulitan namun berkat penyertaan Tuhan dan kegigihan semua yang terlibat, pilot project pemijahan lele bisa dilaksanakan dalam waktu satu minggu. Berkat Tuhan yang lain, ternyata alam menyediakan cacing sutera di sekitar aliran sungai dekat pabrik tahu yang dapat digunakan sebagai bahan makanan benih lele yang masih berukuran sangat kecil. Adanya sumber daya lokal ini sangat menolong keberhasilan dan keberlanjutan proses pemijahan lele. Sejak awal 2017 sampai sekarang, program pemijahan lele ini mampu bertahan untuk men-supply kebutuhan akan benih lele, khususnya para anggota kelompok ternak dengan harga yang sangat bersahabat. Saat ini kelompok ternak lele juga menggandeng satu pedagang penerima yang siap membantu pemasaran lele. Meskipun masih belum berkembang dengan maksimal, kelompok peternak lele terus berproses meningkatkan kemampuan dan menambah hasil ternak agar dapat membantu kebutuhan konsumsi pribadi maupun memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.

Catfish Farming Group in Singkut Jambi

The low price of rubber latex over the past 10 years caused the community of Singkut-Jambi to look for alternative sources of income. Local people then saw opportunities for spawning catfish that could be developed in the area. In collaboration with Pijar Kasih Nusantara Foundation and equipped with a brief training about catfish spawning at Candi Mulyo, some local people who had participated in TOT 1 for Community Health Development (PKM) agreed to invite a trainer from Candi Mulyo to learn about catfish cultivation through direct practice. The process started with making ponds, installing UV plastics, making nests for egg-retaining fibers, selecting broodstock, spawning until they can finally lay eggs and hatch, and produce catfish seeds. Even though the search for catfish stock for breeding was difficult, through God’s blessing and the persistence of those involved, the catfish breeding pilot project could be carried out within a week. Another blessing was that silk worms were found in the river near a local tofu factory and could be used as suitable food for the growing catfish. The availability of this local resource really helped the success and sustainability of the catfish spawning process. From early 2017 until now, this catfish spawning program has continued to supply the need for catfish seeds, and at affordable prices especially for members of livestock group. Currently, the catfish group is also partnering with a trader helping with catfish marketing. Even though it is still not fully developed, the catfish farmer group is still in the process of increasing their capacity and increasing their livestock products in order to help meet their personal consumption needs as well those of the local community.

User Rating: 0 / 5

Setelah mengikuti Pelatihan untuk Pelatih tahap 2 (TOT 2) pada bulan Mei 2018, beberapa peserta berinisiatif untuk belajar membuat sabun dari minyak goreng bekas pakai dan membuat roti tawar sehat dari salah satu peserta yang memiliki keterampilan dan bersedia membagikan ilmunya. Ide ini muncul dari usaha untuk bisa mengaplikasikan kehidupan yang sehat seutuhnya yaitu sehat dengan lingkungan dan sehat dengan diri sendiri. Hal yang bisa kami dapatkan dari pelatihan ini adalah kita bisa menghasilkan sesuatu dari bahan dan alat yang sederhana, bahkan bahan yang sudah mau dibuang (minyak bekas pakai) dan pentingnya memulai segala sesuatu dari niat dan komitmen dari diri sendiri.

Learning to Make Soap From Used Cooking Oil and Healthy Bread 

After attending the Training for Trainers stage 2 (TOT 2) in May 2018, several participants took the initiative to learn to make soap from used cooking oil and make healthy bread with one of the participants who had skills and was willing to share her knowledge. This idea emerged from an effort to live a holistic and healthy life, namely having a healthy relationship with the environment and oneself. What we learned from this training is that we can produce something from simple materials and tools, even materials that are ready to be thrown away (used oil) and the importance of starting everything from personal motivations and commitments.

User Rating: 0 / 5

Sumber daya lokal yang belum terkelola dengan baik memunculkan berbagai macam ide bagi komunitas. Salah satu ide yang muncul adalah pengelolaan pisang yang berlimpah dan berharga murah. Atas inisiatif oleh kelompok serai, maka diadakanlah pelatihan untuk membuat kue dengan bahan dasar pisang. Dalam pelatihan ini kelompok serai mengundang ibu-ibu yang lain diluar kelompok serai. Dalam pelatihan ini, ibu-ibu bersama-sama membuat beberapa macam kue dengan bahan-bahan dan cara yang sederhana sehingga diharapkan mudah dipraktekkan dan diajarkan kembali. Salah satu kue yang merupakan hasil inovasi adalah  semacam kue nastar yang biasa diisi dengan selai nanas, mereka ganti mengisinya dengan selai pisang yang mereka buat sendiri. Masih banyak sumberdaya lokal yang ada di komunitas yang belum terolah dengan baik. Semoga dengan ide-ide yang muncul, komunitas bisa mengelola dan memanfaatkan sumber daya lokal untuk meningkatkan kesejahteraan bersama secara Holistik.

Baking Training for Women in Mejing

Local resources that have not been managed optimally generate various ideas for the community. One idea that emerged was the use of bananas that were abundant and cheap. Initiated by the lemongrass group, training was held to make cake made from bananas. In this training the lemongrass group invited other women. Together the women made several kinds of cakes using simple ingredients and methods with the expectation that it would be easy to practice and teach others. One innovation from this training is Nastar cake which usually filled with pineapple jam, but was replaced with banana jam that they could make themselves. There are still many local recources in the community that have not been properly managed. Hopefully with the ideas that emerge, the community can manage and utilize local recources so that they can together holistically improve their health and wellbeing.

User Rating: 0 / 5

Ada kegiatan yang cukup menarik yang dilakukan oleh kelompok ternak Mulya Utama-Mejing. Pada bulan April 2018 mereka bergotong royong melakukan bedah toilet dan dapur bagi salah satu warga manula yang tinggal seorang diri di lingkungan tersebut. Dari pemerintah desa sebenarnya sudah memberikan beberapa material untuk memperbaiki toilet tetapi material tersebut terabaikan. Hal ini dikarenakan warga tersebut sudah manula dan tidak memiliki keluarga. Keprihatinan inilah yang menggerakkan anggota kelompok ternak untuk bergotong royong dan mengusahakan kekurangan dana proses renovasi toilet tersebut. Dari usaha pengumpulan sumber daya baik tenaga, dana, dan material. Akhirnya bukan hanya toilet saja yang diperbaiki melainkan juga dapur, karena atap dapur sudah lapuk dan rentan roboh. Semoga kepedulian yang diwujudnyatakan dalam tindakan oleh kelompok ternak ini, memberikan inspirasi kepada masyarakat luas untuk bisa saling peduli dan berbagi.

Toilet and Kitchen Renovation by Mulya Utama Livestock Group

The Mulya Utama-Mejing group livestock has carried out some interesting activities. In April 2018 they worked together to rennovate the toilet and kitchen of one of the elderly residents who lived alone in their neighborhood. The village government had actually provided some materials to renovate toilets but these materials had been neglected. This happened because the residents are elderly and do not have families. This concern motivated the members of the livestock group to work together and make up for the lack of fund for the toilet renovation proces. They collected and used local recources such as manpower, finances and material. In the end, they renovated not only the toilets but also the kitchen, because the kitchen roof was moldy and likely to collapse. Hopefully the care demonstrated in this actions of this livestock group will inspire the wider community to care and share with each other.